Pengalaman Master Aquarium

Pengalaman teman setelah  3bulan mempunyai akuarium air laut


Akuarium saya berukuran 80 x 45 x 45cm , ukuran yang termasuk kecil untuk akuarium air laut. Sampai sekarang saya telah menghabiskan dana sekitar 900ribu.dana yang masih sangat kecil jika anda benar-benar pecinta akuarium air laut. Berikut saya sertakan photo akuariun saya:
Pada bulan pertama setelah akuarium saya jadi lengkap dengan perlengkapan dan aksesorisnya saya mulai berpikir untuk mengisinya dengan ikan-ikan yang berwarna-warni dan biota laut lainnya. Saya pun pergi ketoko ikan untuk membeli beberapa ikan yang menurut saya cantik dan harganya sesuai dengan kantong saya. Memang benar apa yang disampaikan penulis, pada minggu pertama saya seperti kesetanan setiap hari saya pergi ketoko ikan hanya dalam waktu 3hari saya sudah menghabiskan uang sekitar 300ribu untuk membeli ikan sampai-sampai saya merelakan uang makan saya. Sebagai seorang mahasiswa uang 300ribu tentulah sangat berharga. CINTA MEMANG BUTA, yang namanya hobi mau habis uang berapapun yang penting hati senang dan puas. Pada minggu pertama ikan-ikan tersebut terlihat sangat cantik dan sehat, namun pada minggu kedua masalah mulai datang. Ikan-ikan saya mulai terlihat kurang sehat, satu per satu si ikan pun tumbang. Saya pun mulai berpikir ada apa gerangan yang menyebabkan ikan tersebut mati satu per satu. Setelah melakukan pengamatan selama kurang lebih satu bulan, saya berani menyimpulkan bahwa ikan tersebut mati karena jamur/parasit/sejenisnya. Karena pada saat-saat terakhir menjelang ajal, terdapat bintik-bintik putih pada ikan yang hampir memenuhi semua bagian tubuhnya. Hal tersebut berulang-ulang terus sampai pada titik ikan saya hampir semuanya mati. Saya mulai berpikir untuk memberikan obat anti jamur, namun saya juga memikirkan efek samping dari obat tersebut karena obat yang terbuat dari bahan-bahan kimia pasti memiliki efek kurang baik yang nantinya justru membuat air akuarium menjadi tidak sehat. Langsung saja, berikut adalah langkah antisipasi yang saya lakukan, trik ini lumayan ampuh dan tidak memerlukan biaya sepeser pun.
Kita hanya perlu mencuci ikan-ikan tersebut dengan air tawar, dan mengusap secara perlahan(searah dari depan kebelakang) bagian yang terkena jamur, lakukan secara rutin 1hari 1X sampai jamur tidak nampak lagi pada tubuh ikan.
Trik tersebut terbukti ampuh menyembuhkan ikan-ikan saya yang terkena jamur, namun jika hal tersebut sudah anda lakukan tetapi ikan-ikan anda tetap saja mati perlu dilakukan diagnosis yang lebih mendalam mungkin saja ikan anda mengidap penyakit jamur komplikasi dengan kanker,tumor,dsb… hee..hee..hee…
Sekian tips dari saya yang masih sangat minim pengalaman tentang akuarium air laut, maaf jika ada kata yang kurang berkenan dihati anda. SELAMAT MENCOBA……

PENGALAMAN 15 TAHUN BERSAMA AKUARIUM LAUT

Menekuni hobby akuarium laut, ternyata tidak mudah. Sepintas lalu, bila kita mendatangi satu toko akuarium laut, dan kita dapat menyaksikan satu atau beberapa display akuarium laut yang begitu indah, megah dan terkesan mewah disitu. Kita mungkin berpikir, hanya membeli satu akuarium sesuai dengan selera yang kita inginkan, masukkan pasir, karang pecah ke dasar akuarium, susun batu-batu karang dalam akuarium berupa gua-gua, kemudian masukkan air laut, pasang filter, aerator, dan lampu serta sedikit perlengkapan akuarium lainnya dan terakhir pilih koral dan ikan hias yang kita inginkan, masukkan ke akuarium, lalu jadilah satu akuarium laut di rumah kita. Paling tidak, inilah pengalaman penulis ketika itu di awal tahun 1987. Ketika itu saya baru terima THR, maklum masih single ketika itu, sehingga penghasilan sendiri cukup untuk dipergunakan ke mana saja yang saya inginkan, termasuk membuat akuarium laut. Waktu itu, akuarium laut saya berukuran panjang 175 cm, lebar 50 cm dan tinggi 60 cm, lengkap dengan lemari akuarium yang cantik. Saya masih ingat, harga akuarium saya tersebut saat itu dengan tebal kaca 12 mm Rp 1.250.000,- lengkap dengan lemari kayu yang telah dicet duco. ( nilai akuarium sebesar itu pada 1987 sudah termasuk sangat mahal ). Ternyata apa yang kita pikirkan, hampir sama dengan yang dilakukan semua pemula dalam hobby yang satu ini, adalah KELIRU !!!
Kita bisa dibuat bangkrut dengan cara seperti itu. Mungkin juga, karena hal ini sehingga akuarium laut tidak begitu popular dikalangan hobiies ikan hias.
Silakan baca berikut, pengalaman saya memulai hobby ini sejak tahun 1987 sampai sekarang sudah 15 tahun. Kemajuan yang berarti baru saya ketahui pada tahun 1999 dan tahun 2000, ketika internet begitu membumi di masyarakat kita. Teknologi informasi memang menakjubkan !
Pengalaman saya di akuarium laut, dimulai pada awal tahun 1987. Ketika itu saya membuat satu akuarium baru dengan tebal kaca 12 mm. Ukuran akuarium panjang 175 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 60 cm. Tinggi air akuarium hanya 55 cm. Jadi jika dihitung volumenya sekitar 481 liter ( 120 gallon ).
Atas saran pengusaha akuarium laut yang cukup berpengalaman dan satu-satunya di Medan, saya membuat filter dasar ( undergravel filter ) di dasar akuarium saya dengan mempergunakan pipa-pipa PVC, kemudian seng fiber yang di beri lubang pada hampir semua permukaan seng fiber tersebut, kemudian lapisan busa diatasnya, lalu pecahan karang dan pasir setinggi hampir 5 cm diatasnya. Sirkulasi air pada filter dasar tersebut hanya mengandalkan Aerator. Kemudian kita menyusun live rock dari batu-batu karang yang saya beli dari toko tersebut. Tidak ada filter lain yang dipergunakan, akuarium tersebut hanya mengandalkan filter dasar tersebut. Memerlukan waktu sekitar dua minggu men-setup isi akuarium tersebut. Kemudian saya mendatangi kembali toko akuarium laut tersebut, untuk memilih ikan hias yang saya mau. Waktu itu toko akuarium tersebut hanya menjual ikan hias laut, belum ada koral dan karang hidup. Akhirnya akuarium laut yang pertama ini hadir di ruang tamu rumah saya pada 26 Januari 1987.
Ikan hias yang ada di akuarium saya saat itu adalah Napoleon satu ekor, Botana Biru empat ekor, Botana Kasur empat ekor, Trigger Kembang satu ekor, Clown fish sepuluh ekor, Giro Balong enam ekor, dan Giro Pasir delapan ekor.
Memang, sungguh asyiik menyaksikan ikan-ikan tersebut dalam akuarium kita dengan warna-warni yang sangat cantik. Sampai-sampai, tetangga sebelah rumahpun hampir setiap hari nongkrong di depan akuarium saya.
Menurut saran toko akuarium laut dimana tempat saya membeli ikan-ikan hias tersebut, saya memberi pakan ikan-ikan tersebut dengan cacing merah yang halus yang biasa dipergunakan untuk pakan ikan hias akuarium air tawar. Saya juga memberi mereka sejenis pellet yang ditawarkan penjual ikan hias tersebut.
Ternyata, hanya dalam waktu tidak lebih dari dua minggu, ikan-ikan hias tersebut mati satu per satu. Di mulai dari botana biru, botana kasur, clown fish, giro pasir, napoleon dan ikan lainnya. Napoleon, lumayan bisa bertahan sekitar 10 hari. Sejak awal dimasukkan, saya memang tidak yakin dengan napoleon, karena setiap kali diberi makan dia tidak pernah mau, dan hanya bersembunyi di gua-gua dalam akuarium kita. Akhirnya semua ikan di akuarium saya mati dalam kurun waktu dua minggu, dan karena sebagian bangkai ikan terlambat dibuang, mengakibatkan air akuarium saya bau, sehingga saya harus membuang seluruh air akuarium saya dan ditukar dengan air laut yang baru.
Setelah ditukar air baru, akuarium saya kembali ready. Dan dua hari kemudian saya kembali membeli ikan hias yang baru lagi. Kali ini saya membeli enam ekor letter six, lima ekor dakocan, sepuluh ekor clown fish, giro balong, giro pasir, botana biru, kerling bali dan platax asli. Semua ikan-ikan ini hanya bertahan paling lama tiga minggu. Belum ada yang bertahan hingga sebulan.
Saya kembali menukar seluruh air akuarium saya dengan air baru, sebelum memasukkan ikan hias lagi ke dalamnya. Kemudian gagal lagi…dan gagal lagi. Tapi saya tetap bersemangat, merupakan suatu tantangan buat saya.
Cara ini saya lakukan sampai tujuh kali, dan sebanyak itu juga saya gagal. Cuma ada sedikit perkembangan, sebagian ikan yang pada awalnya hanya tahan seminggu, bisa bertahan sampai tiga minggu. Semua kejadian yang saya temukan dan lakukan, saya catat dengan baik dalam buku agenda khusus. Dan saya pelajari secara cermat. Atas kegagalan-kegagalan tersebut, pada awal September 1987 saya menambah satu filter yang biasa oleh hobbies akuarium tawar menyebutnya filter biru. Artinya box filter ini terbuat dari plastik berwarna biru, didalamnya ada serat fiber ( sejenis busa ) dan karbon aktif ( arang ). Filter ini diletakkan diatas akuarium dan mempergunakan satu motor/pompa untuk menarik air dari akuarium kemudian mengalirkannya ke serat fiber, melalui karbon aktif, kemudian kembali ke akuarium.
Lalu saya kembali mengisi ikan hias yang baru, setelah terlebih dulu menukar air akuarium saya dengan air laut yang baru. Ikan hias yang saya beli adalah anularis garis biru, kepe-kepe moncong panjang, dan beberapa jenis kepe-kepe lainnya seperti Pakistan, juga ada botana coklat dan botana biru.
Kali ini yang terjadi lebih seru lagi, hanya dalam waktu dua hari saja ikan-ikan tersebut semuanya mati. Saya mencoba mengira-gira, apa gerangan yang membuat mati semua penghuni akuarium saya hanya dalam dua hari saja. Akhirnya saya mengeluarkan karbon aktif ( arang ) dari filter tersebut. Kemudian saya sirkulasikan kembali air akuarium selama seminggu. Saya tidak menukar lagi air akuarium saya. Karena ikan yang mati sudah dibuang semuanya tidak sempat membusuk dalam akuarium.
Setelah seminggu, saya kembali mengisi lagi dengan ikan-ikan hias. Kali ini saya khusus beli yang kecil-kecil. Blue Devil, Clown fish, Balong, Giro Pasir, Cantik Manis, Cantik Jelita, Bicolor Angelfish ( kuning-hijau ), dan keranjang bali ukuran jempol tangan. Setiap jenis saya beli 5 sampai 6 ekor. Ukurannya kecil semua dan tidak lebih dari 5 cm. Kali ini ikan-ikan ini mulai bisa tahan lama ( maksimum 6 - 7 bulan ). Dan ada juga yang hanya bertahan sampai dua bulan. Begitu dia mati, saya beli lagi yang sama dan saya masukkan lagi. Sering ikan yang mati tidak sempat diangkat, dan saya biarkan membusuk dalam akuarium. Karena akuarium saya lumayan besar, ikan kecil yang satu dua ekor ini mati tidak sampai mempengaruhi kehidupan lain dalam akuarium saya.
Sampai tahap ini sekitar Juni 1988 saya menyatakan sendiri, bahwa saya telah lulus tahap pertama.

Kesimpulannya:
Akuarium yang baru memerlukan penyesuaian sampai sekitar enam bulan dengan lingkungan air laut, pasir, pecahan karang dan live rock. Karena baru, aromanya masih asing, sehingga biota yang dimasukkan stress dan akhirnya mati. Akuarium yang sudah 4 - 5 bulan, walau kita tukar dengan air laut baru semuanya, telah memiliki aroma khas. Menurut saya aroma khas inilah yang membuat ikan bisa bertahan lama dalam akuarium. Kedua, ikan-ikan hias yang digabung harus memperhatikan ukurannya. Bila kita asal menggabungkan yang besar dan yang kecil, mereka akan berkelahi dan akhirnya terluka dan mati satu per satu.